Tunneling merupakan suatu sistem yang berfungsi
untuk meng-engkapsulasikan kedua IP address dalam sebuah jaringan. Tunneling
ini di implementasikan pada jaringan LAN yang diterapkan di CCE JTE Unsyiah,
serta pengujiannya dilakukan untuk mengecek performasi jaringan pada sistem
tersebut berdasarkan analisa delay pada aplikasi FTP server dan webserver.
Untuk mendapatkan hasil dari tunneling IPv4 dengan IPv6 maka akan di
implementasikan pada beban trafic yang berbeda sehingga bisa
dibandingkan pada jaringan lain yang menggunakan IPv4 dan IPv6. Pengujian juga dilakukan terhadap sistem untuk mengecek pengaruh tunneling
terhadapa kinerja dari parameter download yang dilakukan oleh client
yang menggunakan IPv4 pada server yang menggunakan IPv6.
Tunneling
merupakan suatu metode yang digunakan untuk proses peng-engkapsulisasian IP address, baik peng-enkapsulasian
IPv6 dalam paket IPv4 atau sebaliknya. Sistem tunneling
ini digunakan untuk mengintegrasikan antara komputer server dan client yang menggunakan jenis IP address berbeda, misalkan
komputer server menggunakan IPv6 dan
komputer client menggunakan IPv4.
Di dalam sistem tunneilng
terdapat suatu aspek yang paling penting, yaitu payload
atau biasa disebut dengan paket data asli yang bisa jadi merupakan suatu unsupported protocol atau protokol
yang tidak dikenal. Pada tunneling
terdapat header yang diperlukan sehingga
paket data tersebut dapat dikirim melalui infrastruktur jaringan dan diterima
oleh tujuan.
Paket tunnel yang
dikirim melalui jaringan dengan menggunakan tunnel. Saat node tujuan menerima paket tunnel, maka paket tunnel tersebut akan di
enkapsulasikan kedalam paket data hasil.
Terdapat dua jenis tunneling, yaitu tunneling secara terkonfigurasi
(configured tunneling) dan tunneling secara otomatis
(automatic tunneling). Tunneling terkonfigurasi merupakan
suatu sistem tunneling yang terjadi pada router ke router dan komputer ke router. Router
harus mendekapsulasi paket IPv6 dan mengirimkannya ke tujuan akhirnya, jika
alamat IPv6 router berbeda dengan alamat tujuan
paket yang paket tersebut tidak menyediakan alamat IPv4 router, maka alamat dari router tersebut ditentukan dari
konfigurasi olleh komputer yang bertindak sebagai tunneling. Tunneling
otomatis merupakan suatu sistem tunneling yang berfungsi
untuk melewatkan paket IPv6 melalui jaringan IPv4 tanpa merubah infrastruktur
dari jaringan tersebut. Tunneling jenis
ini memilki prinsip kerja yang mengengkapsulasikan paket IPv6 ke header IPv4 yang kemudian langsung
dikirim ke jaringan IPv4. Fungsi dari enkapsulasi paket IPv6 tersebut adalah
supaya paket tersebut dapat di routing-kan oleh router IPv4 tersebut. Namun dengan
adanya penambahan header IPv4 ini,
paket tersebut akan bertambah besar sesuai dengan panjang dari header IPv4. Pertambahan panjang
paket ini akan mengakibatkan pertambahan waktu delay
pada proses pengiriman paket tersebut.
Pengujian terhadap performansi
jaringan yang menggunakan teknik tunneling meliputi cara-cara uji sebagai
berikut ini:
·
Performance
Test
Dilakukan untuk melihat pengaruh
dari teknik tunneling terhadap performansi pada jaringan komputer yang
digunakan, hal ini dilakukan untuk melihat optimasi ketika trafik meningkat
(Paul B & Mark C. 1998).
· Load Test
Dilakukan dengan melihat pengaruh
dari teknik tunneling tehadap pengujian webserver dan ftpserver
menggunakan estimasi trafik dari sebuah halaman web yang mampu dilayani.
Caranya yaitu mencatat berapa waktu maksimum yang dibutuhkan dari proses
penampilan sebuah halaman web yang diakses (Martin F. & Carey L.
1996).
·
Stress
Test
Merupakan suatu simulasi serangan “brute
force” yang menjalankan muatan atau permintaan secara berlebihan menuju webserver
dan ftpserver dalam jaringan yang menggunakan teknik tunneling. Tujuannya
untuk estimasi muatan maksimum dari sebuah webserver dan ftpserver(Obaidat
2010).
Ada beberapa penelitain yang
sebelumnya dilakukan oleh mahasiswa elektro Unsyiah di CCE JTE Unsyiah. Rahmad
melakukan riset tentang Aplikasi Quality Of Service (QoS) Video
Conference Pada Trafik H.323 Menggunakan Metode Differentiated Service
(Diffserv), penelitian ini menggunakan parameter troughtput sebagai
analisa berapa banyaknya data yang dilewati setiap satuan detik. Penelitian
tersebut berhasil mendesain suatu QoS untuk mengatur prioritas paket video
conference pada traffic padat dengan menggunakan protocol H.323.
Haimi Adriansyah tentang Studi
Pengaruh Pengaturan Bandwidth Terhadap Performansi Jaringan,
pengujiaanya dilakukan setiap 60 detik secara berulang pada dua kondisi yang
berbeda, yaitu kondisi jaringan komputer yang menggunakan mikrotik dan yang
tidak menggunakan mikrotik. Dalam pengujiaanya, performaasi jaringan yang diuji
berupa parameter bandwith dengan beberapa client yang berbeda.
Hasil yang didapat dari penelitian menjelaskan penggunaan mikrotik dapat
mengoptimalisasikan penggunaan bandwith dibandingkan tanpa mikrotik.
0 komentar: